BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com " Para nelayan di perkampungan nelayan Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Lempasing, Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung, berhenti melaut dan sebagian mudik ke kampung halaman, mengakibatkan harga berbagai jenis ikan melejit. "Para nelayan di sini umumnya sudah tidak melaut sejak hari Minggu (28/8/2011), ada yang sengaja istirahat mempersiapkan Lebaran, tetapi banyak juga yang mudik," kata nelayan di PPI Lempasing, Rudi, di Lempasing, Selasa (30/8/2011). Hal yang sama dikemukakan oleh penjaga Pos Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) PPI Lempasing, Sarwani, bahwa sejak Minggu suasana di PPI Lempasing langsung sepi secara drastis. "Para nelayan umumnya berhenti melaut hari Sabtu (27/8/2011). Setelah itu, selain istirahat, juga pada mudik," kata Sarwani. Baik Rudi maupun Sarwani menjelaskan, akibat banyaknya nelayan yang istirahat melaut, persediaan ikan yang dijual di tempat pelelangan ikan PPI setempat mendadak turun drastis dibandingkan dengan hari-hari biasanya. "Biasanya ikan yang dijual di sini banyak. Namun, dalam tiga hari ini turun drastis," katanya. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita
keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
Dia mencontohkan, pada Minggu di hari pertama nelayan mulai tidak melaut, harga ikan langsung naik drastis. "Ikan kerisi dan sejenisnya yang biasanya harganya hanya sekitar Rp 15.000 per kg naik jadi Rp 25.000 per kg, begitu juga ikan cumi dan jenis ikan lainnya, naiknya bisa 40 persen," katanya. Harga itu terus naik hingga menjelang Idul Fitri 1432 H, bahkan seperti biasa masih bertahan tinggi hingga beberapa hari sehabis Lebaran, sebelum para nelayan itu kembali melaut. Ketika ditanya ke mana para nelayan itu mudik menjelang Lebaran, Rudi mengatakan bervariasi, tetapi umumnya ke Cirebon, Jawa Barat. Ada juga yang mudik ke Serang, Banten, dan bahkan ada ke Sulawesi, terutama warga asal keturunan Bugis, Makassar. Ketika ditanya kapan nelayan itu akan kembali melaut, beberapa nelayan mengaku tergantung dari situasi dan kondisi, termasuk cuaca, tetapi biasanya antara dua dan tiga hari Lebaran. PPI Lempasing merupakan PPI terbesar di Lampung. Selama ini, selain melayani pendaratan perahu/kapal ikan nelayan asal Kota Bandar Lampung, juga banyak nelayan asal daerah lain yang singgah di sana, seperti dari Pulau Jawa dan Bengkulu. Ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan, selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Bandar Lampung dan sekitarnya, banyak juga yang dikemas langsung dipasarkan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa.
keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
Dia mencontohkan, pada Minggu di hari pertama nelayan mulai tidak melaut, harga ikan langsung naik drastis. "Ikan kerisi dan sejenisnya yang biasanya harganya hanya sekitar Rp 15.000 per kg naik jadi Rp 25.000 per kg, begitu juga ikan cumi dan jenis ikan lainnya, naiknya bisa 40 persen," katanya. Harga itu terus naik hingga menjelang Idul Fitri 1432 H, bahkan seperti biasa masih bertahan tinggi hingga beberapa hari sehabis Lebaran, sebelum para nelayan itu kembali melaut. Ketika ditanya ke mana para nelayan itu mudik menjelang Lebaran, Rudi mengatakan bervariasi, tetapi umumnya ke Cirebon, Jawa Barat. Ada juga yang mudik ke Serang, Banten, dan bahkan ada ke Sulawesi, terutama warga asal keturunan Bugis, Makassar. Ketika ditanya kapan nelayan itu akan kembali melaut, beberapa nelayan mengaku tergantung dari situasi dan kondisi, termasuk cuaca, tetapi biasanya antara dua dan tiga hari Lebaran. PPI Lempasing merupakan PPI terbesar di Lampung. Selama ini, selain melayani pendaratan perahu/kapal ikan nelayan asal Kota Bandar Lampung, juga banyak nelayan asal daerah lain yang singgah di sana, seperti dari Pulau Jawa dan Bengkulu. Ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan, selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Bandar Lampung dan sekitarnya, banyak juga yang dikemas langsung dipasarkan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar