SIDOARJO, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak masyarakat melakukan upaya ketahanan pangan keluarga melalui rumah hijau atau rumah pekarangan pangan. "Ketahanan pangan keluarga juga ditingkatkan...melalui rumah hijau atau mungkin tepatnya rumah pekarangan pangan," kata Presiden Yudhoyono saat menghadiri pencanangan Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim Petani Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (14/1/2011). Presiden mengaku di kediaman pribadinya di Cikeas ia juga menanam sejumlah tanaman pangan antara lain cabai, tomat, dan sejumlah sayur mayur. Ia menjelaskan bahwa dengan menanam sejumlah bahan pangan sendiri maka dapat membantu kebutuhan keluarga di saat kondisi pangan tidak menentu. Most of this information comes straight from the mobil keluarga ideal terbaik indonesia pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Presiden juga mengatakan bahwa untuk mewujudkan rumah pekarangan pangan atau rumah hijau tidak diperlukan lahan luas. Tanaman tersebut, kata Presiden, dapat ditanam dalam pot. Ia bahkan juga mengatakan jika beternak lele pun dapat dilakukan di lahan yang tidak terlalu luas. Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim itu menganjurkan agar anomali iklim yang tidak dapat dihindari jangan ditakuti namun diwaspadai dan siap siaga sehingga ketahanan pangan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Para petani dapat mengatasi dampak anomali iklim dengan empat cara yaitu membuat pola tanam padi-palawija-palawija, memanfaatkan embung air dengan pompanisasi, teknik budidaya melalui perendaman bibit dan memberikan bahan asam humus dengan bahan organik tinggi pada tanah. Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu didampingi oleh antara lain Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri BUMN Mustafa Abubakar dan juru bicara presiden Julian A Pasha. Selain berdialog dengan para petani dan nelayan di Sidoarjo, Presiden juga melakukan telewicara dengan para petani dan pemerintah daerah Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara.
Presiden juga mengatakan bahwa untuk mewujudkan rumah pekarangan pangan atau rumah hijau tidak diperlukan lahan luas. Tanaman tersebut, kata Presiden, dapat ditanam dalam pot. Ia bahkan juga mengatakan jika beternak lele pun dapat dilakukan di lahan yang tidak terlalu luas. Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim itu menganjurkan agar anomali iklim yang tidak dapat dihindari jangan ditakuti namun diwaspadai dan siap siaga sehingga ketahanan pangan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Para petani dapat mengatasi dampak anomali iklim dengan empat cara yaitu membuat pola tanam padi-palawija-palawija, memanfaatkan embung air dengan pompanisasi, teknik budidaya melalui perendaman bibit dan memberikan bahan asam humus dengan bahan organik tinggi pada tanah. Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu didampingi oleh antara lain Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri BUMN Mustafa Abubakar dan juru bicara presiden Julian A Pasha. Selain berdialog dengan para petani dan nelayan di Sidoarjo, Presiden juga melakukan telewicara dengan para petani dan pemerintah daerah Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar