BEKASI, KOMPAS.com " Pelemparan kutang dan celana dalam oleh lima penggiat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Cabang Bekasi saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Bekasi dinilai sebagai tindakan yang keterlaluan. "Itu kurang ajar," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota Komisaris Besar Imam Sugiyanto seusai Rapat Paripurna Istimewa Memperingati Hari Jadi ke-14 Kota Bekasi, Kamis (10/3/2011). Kelima penggiat KAMMI itu dibekuk dan digelandang ke Kantor Polresta Bekasi Kota. Tindakan para aktivis itu bisa mengakibatkan mereka ditahan. "Bisa ditahan jika memenuhi unsur-unsurnya," kata Imam. Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.
Imam mengatakan, protes aktivis KAMMI saat rapat paripurna dinilai tidak pada tempatnya. Jika ingin berunjuk rasa sebaiknya di luar gedung dewan. Lagi pula, aktivis disebut tidak berizin untuk berunjuk rasa bahkan mengganggu jalannya rapat paripurna. "Mereka kami periksa," kata Imam. Wakil Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, tindakan aktivis KAMMI itu bentuk penghinaan terhadap jalannya rapat paripurna. "Rapat ini terhormat," katanya kepada pers. Namun, harus diakui, tindakan berani itu baru sekali ini terjadi selama Kota Bekasi berdiri 14 tahun ini.Pelemparan kutang dan celana dalam itu terjadi saat Asisten I Sekretaris Kota Bekasi Gunung Hilman membacakan sejarah singkat Kota Bekasi. Tahu-tahu kelima aktivis KAMMI yang sudah duduk di balkon berdiri, membentangkan spanduk, dan melempar kutang dan celana dalam ke arena rapat di bawahnya.Akibatnya, aktivis segera dibekuk petugas kepolisian dan satuan polisi pamong praja yang merasa kecolongan. Bahkan ada aktivis yang terkena pukulan.
Imam mengatakan, protes aktivis KAMMI saat rapat paripurna dinilai tidak pada tempatnya. Jika ingin berunjuk rasa sebaiknya di luar gedung dewan. Lagi pula, aktivis disebut tidak berizin untuk berunjuk rasa bahkan mengganggu jalannya rapat paripurna. "Mereka kami periksa," kata Imam. Wakil Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, tindakan aktivis KAMMI itu bentuk penghinaan terhadap jalannya rapat paripurna. "Rapat ini terhormat," katanya kepada pers. Namun, harus diakui, tindakan berani itu baru sekali ini terjadi selama Kota Bekasi berdiri 14 tahun ini.Pelemparan kutang dan celana dalam itu terjadi saat Asisten I Sekretaris Kota Bekasi Gunung Hilman membacakan sejarah singkat Kota Bekasi. Tahu-tahu kelima aktivis KAMMI yang sudah duduk di balkon berdiri, membentangkan spanduk, dan melempar kutang dan celana dalam ke arena rapat di bawahnya.Akibatnya, aktivis segera dibekuk petugas kepolisian dan satuan polisi pamong praja yang merasa kecolongan. Bahkan ada aktivis yang terkena pukulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar