JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyayangkan sikap pemerintah yang dinilainya selalu mengulur-ulur waktu untuk membangun infrastruktur jalan hingga pelosok nusantara. Padahal, masyarakat sangat membutuhkannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka dan menggerakkan perekonomian. Pemerintah dinilai lamban untuk menentukan prioritas hanya karena perdebatan soal kualitas infrastruktur. "Misalnya, bisakah aspal hotmix sampai jalan-jalan hingga kabupataen atau desa. Lah, kalau pakai aspal Buton diolah lagi, bisa? Bisa, tapi itu mutunya jelek. Saya katakan, enggak perlu mutu dulu. Yang penting ada jalan. Seperti pepatah bilang tiada rotan akar pun jadi," katanya ketika membuka seminar nasional PDI-P bertajuk 'Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Mensejahterakan Rakyat' di Gedung MPR, DPR, DPD RI, Kamis (24/3/2011). Menurut Ketua Umum PDI-P ini, memang penting untuk menghitung kebutuhan infrastruktur yang akan dibangun dan kekuatan keuangan dalam negeri untuk membiayainya. Hanya saja, jika memang dibutuhkan, menurut Mega uang pasti bisa dicari. Pemerintah seharusnya fokus pada prioritas-prioritas pembangunan infrastruktur sesuai kebutuhan masyarakat serta cara untuk mewujudkannya, apakah digilir sesuai prioritas atau dilakukan secara simultan. Informasi tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.
"Contoh yang paling konkret adalah India. Ketika saya bertemu dengan Presiden dan Perdana Menterinya, saya tanya sekian juta orang India kok bisa bekerja terus. Waktu itu, Perdana Menteri bilang bahwa filosofi kami adalah selalu bergerak dengan apapun juga. Kalau ada pedati, kuda, motor, mobil, apa saja, kami bergerak. Lalu jejaring jalan, kalau ada kerikil, tanah, aspal, ya apa saja yang ada, kami gunakan," tambahnya kemudian. Pakai yang ada dulu Mega mengatakan, prinsip "tak ada akar, rotanpun jadi' yang dianut oleh India, juga seharusnya menjadi pertimbangan untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam membangun bangsa. Kalau terus menunggu menggunakan hotmix unutk jalanan Anyer-Panarukan, tentu saja baru lama akan bisa selesai. "Jadi mari kerjakan dulu, jangan hanya berpikir. Misalnya ada desa yang terisolir, buka dulu jalurnya. Kesal saya, kita ini cuma seperapat jumlah penduduk China dan India. Mereka sampai 1,1 miliar orang. Perlu ada political will, laut dulu supaya bisa bergerak, lalu simultan darat dan udara," katanya. Mega juga mencontohkan, bila salah satu pelosok Papua membutuhkan infrastruktur bandara, maka bangun yang sederhana dulu. Jangan langsung berpikir tentang bandara yang bisa menjadi tempat landasan pesawat Boeing yang berukuran besar. Mulai saja dengan bandara untuk pesawat-pesawat perintis, jika sudah memiliki uang lagi, maka bandaranya bisa diperlebar lagi. Uang seringkali menjadi alasan untuk tidak membangun infrastruktur yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Padahal, menurut Mega, pembangunan bisa dilakukan secara bertahap. "Kenapa kita selalu berpikir sangat pendek, ketika enggak ada uang, lalu stop," tandasnya. Menurut Mega, pola pikir ini harus segera diubah. Daya juang pemerintah dan masyarakat harus terus dipupuk.
"Contoh yang paling konkret adalah India. Ketika saya bertemu dengan Presiden dan Perdana Menterinya, saya tanya sekian juta orang India kok bisa bekerja terus. Waktu itu, Perdana Menteri bilang bahwa filosofi kami adalah selalu bergerak dengan apapun juga. Kalau ada pedati, kuda, motor, mobil, apa saja, kami bergerak. Lalu jejaring jalan, kalau ada kerikil, tanah, aspal, ya apa saja yang ada, kami gunakan," tambahnya kemudian. Pakai yang ada dulu Mega mengatakan, prinsip "tak ada akar, rotanpun jadi' yang dianut oleh India, juga seharusnya menjadi pertimbangan untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam membangun bangsa. Kalau terus menunggu menggunakan hotmix unutk jalanan Anyer-Panarukan, tentu saja baru lama akan bisa selesai. "Jadi mari kerjakan dulu, jangan hanya berpikir. Misalnya ada desa yang terisolir, buka dulu jalurnya. Kesal saya, kita ini cuma seperapat jumlah penduduk China dan India. Mereka sampai 1,1 miliar orang. Perlu ada political will, laut dulu supaya bisa bergerak, lalu simultan darat dan udara," katanya. Mega juga mencontohkan, bila salah satu pelosok Papua membutuhkan infrastruktur bandara, maka bangun yang sederhana dulu. Jangan langsung berpikir tentang bandara yang bisa menjadi tempat landasan pesawat Boeing yang berukuran besar. Mulai saja dengan bandara untuk pesawat-pesawat perintis, jika sudah memiliki uang lagi, maka bandaranya bisa diperlebar lagi. Uang seringkali menjadi alasan untuk tidak membangun infrastruktur yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Padahal, menurut Mega, pembangunan bisa dilakukan secara bertahap. "Kenapa kita selalu berpikir sangat pendek, ketika enggak ada uang, lalu stop," tandasnya. Menurut Mega, pola pikir ini harus segera diubah. Daya juang pemerintah dan masyarakat harus terus dipupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar