PURWAKARTA, KOMPAS.com " "Di sini jalan enggak keruan. Rusak sangat parah," keluh Sukiman, Kepala SMP I Sukasari, di Kampung Cikahuripan, Desa Kertamanah, Kecamatan Sukasari, Purwakarta, Jawa Barat, ketika berbincang-bincang dengan Kompas.com di lingkungan sekolah, Rabu (30/3/2011). Parahnya kerusakan jalan membuat sebagian wilayah di Kecamatan Sukasari boleh dibilang daerah terisolasi. Untuk beraktivitas sehari-hari, warga menggunakan perahu melintasi Waduk Jatiluhur. Jika memaksakan melalui jalur darat, roda sepeda motor harus dililiti rantai. Kerusakan jalan mengganggu aktivitas warga. Seperti Sukiman, ia harus menempuh waktu hampir dua jam dengan sepeda motor menuju sekolah dari rumahnya di Desa Kembang Kuning, Jatiluhur. Lantaran tak kuat pergi-pulang dengan sepeda motor setiap hari, Sukiman memilih menginap di sekolah. "Jalan rusak mulai dari Kertamanah sampai Kutamanah. Panjangnya lebih kurang 15 kilometer. Jalan rusak bikin sakit badan. Mending tidur di sekolah. Pulang ke rumah tiga kali seminggu," ungkap Sukiman, yang baru sebulan diangkat menjadi kepala sekolah itu. Waktu terbaik untuk belajar tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Wise pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan beberapa pengalaman berharga Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah sementara itu masih bebas.
Mayoritas guru menyatakan pernah terjatuh dari sepeda motor akibat jalan yang dipenuhi batu-batu besar. Mereka memilih jalur darat lantaran besarnya biaya angkutan perahu. Jika menyeberang sendiri, pemilik perahu mematok tarif sekitar Rp 100.000. Jika ingin menghemat harus menunggu banyak penumpang. Tarifnya sekitar Rp 10.000, bergantung jumlah penumpang. Kerusakan jalan juga mempersulit pelajar menuju sekolah. M Abdul H (18), siswa kelas XI SMA Sukasari, mengatakan, jalur air menambah waktu tempuh. "Naik perahu 50 menit. Naik motor cuma 30 menit kalau musim kering. Tapi, kalau sekarang musim hujan, jalur darat sudah enggak bisa dilewati," ujar warga Kampung Panyingkiran, Desa Ciririp, itu. Di atas air bukan tanpa bahaya. Seperti akhir-akhir ini, gelombang air yang cukup tinggi berbahaya bagi perahu kecil. Rasikin (35), penjaga sekolah sekaligus penjemput belasan murid SMP I Sukasari di Kampung Cikahuripan, Desa Kertamanah, kerap menyandarkan perahu di daratan terdekat saat angin kencang. "Bahaya kalau gelombang tinggi, perahu bisa terbalik. Jadi menunggu reda baru jalan lagi," ucap dia. "Kalau pagi, biasanya air masih tenang. Tapi, kalau udah siang sampai sore, angin kencang," kata Abdul menambahkan. Selain mengganggu aktivitas, kerusakan jalan mengakibatkan biaya pembangunan tinggi. "Pasir satu truk di sini harganya Rp 500.000. Padahal, di Purwakarta cuma Rp 300.000. Harga keramik biasanya Rp 25.000, sampai di sini sudah Rp 40.000," tuturnya.
Mayoritas guru menyatakan pernah terjatuh dari sepeda motor akibat jalan yang dipenuhi batu-batu besar. Mereka memilih jalur darat lantaran besarnya biaya angkutan perahu. Jika menyeberang sendiri, pemilik perahu mematok tarif sekitar Rp 100.000. Jika ingin menghemat harus menunggu banyak penumpang. Tarifnya sekitar Rp 10.000, bergantung jumlah penumpang. Kerusakan jalan juga mempersulit pelajar menuju sekolah. M Abdul H (18), siswa kelas XI SMA Sukasari, mengatakan, jalur air menambah waktu tempuh. "Naik perahu 50 menit. Naik motor cuma 30 menit kalau musim kering. Tapi, kalau sekarang musim hujan, jalur darat sudah enggak bisa dilewati," ujar warga Kampung Panyingkiran, Desa Ciririp, itu. Di atas air bukan tanpa bahaya. Seperti akhir-akhir ini, gelombang air yang cukup tinggi berbahaya bagi perahu kecil. Rasikin (35), penjaga sekolah sekaligus penjemput belasan murid SMP I Sukasari di Kampung Cikahuripan, Desa Kertamanah, kerap menyandarkan perahu di daratan terdekat saat angin kencang. "Bahaya kalau gelombang tinggi, perahu bisa terbalik. Jadi menunggu reda baru jalan lagi," ucap dia. "Kalau pagi, biasanya air masih tenang. Tapi, kalau udah siang sampai sore, angin kencang," kata Abdul menambahkan. Selain mengganggu aktivitas, kerusakan jalan mengakibatkan biaya pembangunan tinggi. "Pasir satu truk di sini harganya Rp 500.000. Padahal, di Purwakarta cuma Rp 300.000. Harga keramik biasanya Rp 25.000, sampai di sini sudah Rp 40.000," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar