JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup mendorong agar pemerintah daerah di seluruh Indonesia, berinisiatif membangun taman keanekaragaman hayati. Taman itu berisi aneka macam kekayaan flora maupu fauna khas/lokal daerah itu. Selain mempercantik kabupaten/kota, taman keanekaragaman hayati bisa menjadi perpustakaan hidup bagi masyarakat untuk membantu melestarikan kekayaan alamnya. Menteri Lingkungan Hidup, Gust Muhammad Hatta, Kamis (18/8/2011) di Jakarta, mengatakan, kekayaan hayati flora dan fauna serta ekosistem berbagai daerah di Indonesia, merupakan aset bangsa yang sangat bernilai dan dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat. Sekarang kita telah membahas aspek-aspek
, mari kita kembali kepada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup telah memfasilitasi pembangunan taman kekayaan hayati (kehati) itu di Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Barat. Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup, Arief Yuwono, menambahkan, program ini diluncurkan sejak tahun 2007. Tujuannya mendukung pencadangan sumber daya alam hayati, untuk menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan lokal yang memiliki ancaman tinggi. "Indonesia sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati, menjadi salah satu negara penyedia sumber daya genetika (SDG) bagi dunia. Kita harus melindungi dan melestarikan SDG, agar ketersediaannya di masa mendatang terus terjamin," katanya di sela-sela workshop Pengembangan Taman Kehati dan Pencegahan Pencurian Hayati (Biopiracy) di Hotel Bidakara Jakarta. Lebih lanjut, selain mengembangkan Taman Kehati, Kementerian Lingkungan Hidup juga menyusun Profil Keanekaragaman Hayati dari berbagai inventarisasi data/informasi di semua institusi. Profil ini bisa menjadi data dasar bagi penyusunan kebijakan dan pengelolaan keanekaragaman hayati di daerah.
Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup telah memfasilitasi pembangunan taman kekayaan hayati (kehati) itu di Provinsi Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Barat. Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup, Arief Yuwono, menambahkan, program ini diluncurkan sejak tahun 2007. Tujuannya mendukung pencadangan sumber daya alam hayati, untuk menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan lokal yang memiliki ancaman tinggi. "Indonesia sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati, menjadi salah satu negara penyedia sumber daya genetika (SDG) bagi dunia. Kita harus melindungi dan melestarikan SDG, agar ketersediaannya di masa mendatang terus terjamin," katanya di sela-sela workshop Pengembangan Taman Kehati dan Pencegahan Pencurian Hayati (Biopiracy) di Hotel Bidakara Jakarta. Lebih lanjut, selain mengembangkan Taman Kehati, Kementerian Lingkungan Hidup juga menyusun Profil Keanekaragaman Hayati dari berbagai inventarisasi data/informasi di semua institusi. Profil ini bisa menjadi data dasar bagi penyusunan kebijakan dan pengelolaan keanekaragaman hayati di daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar