Selasa, 12 Juli 2011

Mengungkap Rahasia Kehebatan Tim Thailand Bagian 1

Anda harus dapat menemukan beberapa fakta yang sangat diperlukan tentang
dalam paragraf berikut. Jika ada setidaknya satu fakta anda tidak tahu sebelumnya, bayangkan perbedaan itu bisa membuat.
SEPANG, KOMPAS.com - Hasil yang diperoleh tim mahasiswa dari Thailand pada Shell-Eco Marathon (SEM) 2011 termasuk hebat. Luk Jao Mae Khlong dari Universitas Dhurakij Pundit  yang berhasil mencapai 2.213,4 km/liter dan ATE.1 dari Kok Thabbok Upatham Changkol Kho So Tho Bo School 1.607,9 km/liter, membuat tim dari Thailand begitu digdaya. 

Kedua tim bertarung di kategori Prototipe dan menggunakan jenis bahan bakar berbeda. Juara pertama menggunakan bahan bakar etanol, sedangkan yang kedua, motor bakarnya menggunakan bensin.

Terbanyak
Peserta di kategori Prototipe lebih banyak dari UrbanConcept. Daftar dari panitia menyatakan, di kategori tersebut terdapat 75 tim (termasuk yang menggunakan energi lain). Sedangkan di UrbanConcept 23 tim. Semua itu menggambarkan beratnya pertarungan di kategori Prototipe dan dinilai lebih bergengsi dan menantang.

Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?

Indonesia mempunyai 5 tim di kategori ini. Namun hasil terbaik masih jauh dari yang dicapai oleh tim Thailand. Thailand total menyertakan 17 tim, nomor dua setelah Malaysia 23 tim. Sedangkan Indonesia 10 tim

Tantangan terberat adalah di kategori Prototipe. Pasalnya tahun lalu tim ATE.1 dari Thailand berhasil mencatatkan rekor 1.521,9 km/ liter. Tahun ini ternyata, tim tersebut hanya berada di peringkat kedua dengan tetap mempertahankan mesin berbahan bakar bensin. Hasil yang dicapai adalah 1.607,9 km/liter, lebih baik dari tahun sebelumnya. Tim ini dikalahkan oleh Universitas Dhurakij Pundit juga dari Thailand dengan konsumsi etanol 2.213,4 km/liter.

Untuk lima besar di kategori ini, hanya dua  tim dari China dan satu Jepang bisa mengikuti dominasi Thailand. Bahkan 10 besar untuk kategori ini, terdapat 6 tim dari Thailand. Sisatunya, dua dari China, satu dari Jepang dan satu lagi dari Singapura.

Tim Indonesia
Tim Indonesia, Rakata dari ITB, sempat memperoleh hasil 620 km liter, menurut ketuanya Willem Lawrence dibatalkan. œMeloncat jauh dari 244 km per liter. Terjadi salah hitung. Kita harus jujur," jelas Willem yang akhirnya harus puas berada pada posisi 13.

Pada kategori ini, ITS menepati posisi ke-12 dengan konsumsi 353 km/liter  liter menggunakan etanol. Polnep pada peringkat ke-19: 175 km/liter, Semart1 dari UGM: 137 km/liter dan Nakula dari Universitas Indonesia 127 km/liter. (Bersambung)

Saya berharap bahwa membaca informasi di atas adalah menyenangkan dan pendidikan untuk Anda. Anda proses pembelajaran harus berlangsung - semakin Anda memahami tentang subjek apapun, semakin Anda akan dapat berbagi dengan orang lain.

Tidak ada komentar: